Rabu, 27 September 2017

7 Tips Mengelola Waktu Anda Dengan Lebih Baik





Salah satu penyebab kurangnya produktivitas adalah karena tekanan pekerjaan.

Sebuah studi yang dirilis oleh The British Medical menyatakan stres pada lingkungan kerja dapat diminimalkan dengan mengelola waktu yang efektif.
Jika kamu merasa selalu kekurangan waktu untuk mengerjakan suatu hal, tujuh tips manajemen waktu berikut dapat membantu kamu menjadi lebih produktif.
  1. Buat Rencana Harian, Mingguan, dan Bulanan

Catat apa yang akan dikerjakan esok hari sebelum kamu tidur. Mengerjakan suatu hal tanpa perencanaan akan membuatmu kehabisan waktu dan tenaga keesokan harinya.
Ketika kamu membuat daftar apa saja yang akan kamu lakukan esok hari, hal ini membuat tubuhmu menjadi jauh lebih siap dan santai ketika bekerja, karena kamu sudah mengetahui apa saja yang akan dilakukan.
Setelah membuat jadwal harian, lanjutkan ke skala yang lebih besar, yaitu mingguan dan bulanan. Lalu atur jadwal kerja secara rutin, sehingga tubuhmu akan beradaptasi dengannya.
  1. Gunakan Aplikasi Reminder, Jangan Hanya Mengandalkan Ingatan

Jika kamu belum memiliki seseorang yang mampu mengingatkan pekerjaan kamu, contohnya pasangan hidup atau asisten pribadi, aplikasi reminder di smartphone dapat menghindarkan kamu dari melewatkan hal penting yang sudah direncanakan. Jangan hanya mengandalkan ingatanmu yang terbatas, karena mungkin saja kamu bisa melupakannya.
Kamu dapat menggunakan Google Calendar dalam membantu kamu mencatat goal, reminder, dan event. Dengan Aplikasi ini kamu juga dapat mencatat jadwal harian, mingguan, dan bulanan yang sudah kamu buat.
  1. Tentukan Prioritas

Bagi pekerjaanmu ke dalam skala prioritas untuk menentukan mana yang harus kamu kerjakan paling awal. Dengan membagi prioritasnya, kamu mampu memisahkan hal yang sangat penting dan harus segera dikerjakan—atau bahkan mengabaikan pekerjaan yang tidak penting.
Stephen R. Covey memopulerkan Eisenhower Matrix dalam bukunya yang berjudul 7 Habits of Highly Effective People. Eisenhower Matrix, yang terbagi ke dalam empat kuadran, digunakan untuk memisahkan berbagai kegiatan berdasarkan urgensinya.

Kuadran pertama, yaitu mendesak dan penting (urgent and important), berisi tugas dan tanggung jawab yang perlu perhatian segera.

Kuadran kedua, yaitu tidak mendesak dan penting (not urgent and important), berisi hal yang penting tanpa memerlukan tindakan segera. Kuadran ini digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang.

Kuadran ketiga, yaitu mendesak dan tidak penting (urgent and not important), berisi hal-hal yang mencegah kamu mencapai tujuan. Tanyakan pada diri sendiri apakah kamu perlu menjadwal ulang atau mendelegasikan pekerjaan tersebut kepada orang lain.

Lalu kuadran keempat, yaitu tidak mendesak dan tidak penting (not urgent and not important), berisi hal-hal yang mengganggu perhatianmu dari pekerjaan. Hindari jika memungkinkan.

  1. Buat Batas Waktu

Batas waktu akan memastikan pekerjaan rampung sebelum kamu terlambat menyelesaikannya. Dengan adanya batas waktu, kamu menjadi semakin terpacu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Batas waktu juga memunculkan rasa tanggung jawab untuk berhasil mengerjakannya tepat waktu.
Atur batas waktu dengan memberi jeda waktu yang cukup untuk mengevaluasi kembali pekerjaan kamu. Hal ini memungkinkan kamu untuk tidak tergesa-gesa menyelesaikannya saat mendekati tenggat yang ditentukan. Dengan begitu kamu dapat menghemat energimu.
  1. Stop Multitasking

Alih-alih mampu menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam satu rentang waktu, multitasking akan membuatmu tidak fokus. Sehingga pekerjaan malah tidak dapat diselesaikan dengan optimal. Bisa saja kamu mengerjakan pekerjaan secara multitasking, namun potensi kesalahan pada hasilnya akan lebih tinggi.

Perlu kamu ketahui, ketika melakukan beberapa pekerjaan secara multitasking, otak dipaksa bekerja lebih keras untuk memproses banyak hal secara bersamaan. Ini dapat membuatmu cepat lelah dan stres. Selain itu multitasking mampu menurunkan kemampuan memori, khususnya short term memory.

Sebaiknya kamu mengerjakan satu pekerjaan hingga tuntas, kamu bisa melanjutkan pekerjaan lainnya. Dengan begitu kamu dapat lebih fokus dalam mengerjakannya dan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik.
  1. Beri Waktu Untuk Istirahat

Beri tubuh kamu waktu untuk beristirahat lima belas menit setelah satu jam bekerja. Jangan buka email atau media sosial. Gunakan waktu tersebut secara optimal untuk menyegarkan kembali otakmu.
Cukup lakukan hal sederhana seperti melakukan peregangan atau menghirup udara segar dari jendela. Hal ini dapat membangkitkan kembali semangatmu.
  1. Segera kerjakan, jangan menunda!

Perjalanan sejauh 1.000 km dimulai dengan satu langkah. Analogi tersebut menggambarkan bahwa pekerjaanmu tidak akan pernah selesai jika kamu tidak segera memulainya. Angan-angan dan cita-citamu tidak akan pernah tercapai dan hanya akan menjadi sekadar mimpi di siang bolong jika kamu masih malas dan terkena penyakit “menunda-nunda.”
The secret of getting ahead is getting started. — Mark Twain
Mulailah dari hal-hal kecil yang dapat segera kamu lakukan, lalu beranjak ke hal-hal yang jauh lebih besar. Dengan begitu, kamu sudah mulai mencicil pekerjaanmu agar dapat selesai sedikit demi sedikit.

Waktumu sangat berharga untuk disia-siakan begitu saja. Waktu yang digunakan dengan baik akan semakin mendekatkanmu kepada kesuksesan. Mulai sekarang, manfaatkan waktu sebaik mungkin dengan tujuh cara di atas supaya kamu lebih produktif.


5 Alasan Mengapa Orang Indonesia Masih Suka Belanja Offline

Belanja offline

Akhir tahun 2016 pengguna internet aktif di Indonesia mencapai 82 Juta orang, hampir 3 kali total jumlah penduduk malaysia, 4 kali total penduduk australia atau 16 kali total penduduk singapura.

Tidak heran jika perusahaan e-commerce asing berlomba untuk masuk ke pasar Indonesia. Bisa dibayangkan jika 3 tahun lalu saja nilai transaksi e-commerce mencapai angka 130 triliun rupiah.

Perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja ini, tentunya akan berpengaruh pada bisnis distribusi anda.

Tidak sedikit sekarang principle yang memasukkan channel distribusinya via e-commerce yang sepertinya menjadikan pasar menjadi sedikit runyam karena sudah dipastikan barang di toko online ini memiliki harga yang lebih murah.
Wall Street Journal tahun 2014 memuat sebuah artikel yang mengungkap alasan mengapa orang Indonesia masih akan memilih toko offline untuk berbelanja. Data Euromonitor International 60% orang Indonesia masih takut memberikan informasi kartu kredit mereka di Internet untuk belanja online.
Apa saja alasan lain mengapa konsumen tetap bertahan untuk belanja offline;
  1. Cek Barang Secara Langsung

    Ini adalah kelebihan yang umumnya paling dicari konsumen, sebelum memutuskan untuk membeli calon pembeli bisa menimbang nimbang terlebih dahulu. Apakah ada cacat atau harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitasnya, hal ini hanya bisa dilakukan di toko offline.
  2. Tidak Tertipu

    Selama belasan kali berbelanja di toko offline, saya pernah tertipu sebanyak 2 kali, memang keduanya berbelanja di toko yang tidak kredibel. Ya ini bisa menciptakan trauma bagi pembeli.
  3. Kesalahan Pemesanan

    Ukuran yang tidak pas, warna, fitur yang tidak sesuai mungkin akan sering terjadi. Walaupun sudah ada semacam garansi penukaran dan lain sebagainya tetap saja ini mengurangi kenyamanan pelanggan.
  4. Bisa Minta Saran

    Satu hal juga yang menarik, ketika kami memiliki klien satu brand fashion dari paris yang membuka outlet di plaza Indonesia. Ternyata karakter pembelinya sangat menyukai jika bisa mendapat advice dari toko tempatnya berbelanja. Hubungan emosional ini yang sangat kurang di toko online.
  5. Harga Bisa Ditawar

    Satu hal lagi yang sifatnya membelikan experience yang berbeda jika membandingkan pasar offline dan online. Untuk industri tertentu tawar – menawar semacam ini justru menjadi nilai lebih, karena pelanggan menyukai fleksibilitas dan kepuasan tersendiri jika berhasil menawar barang yang mereka inginkan.

Terlepas dari alasan – alasan diatas, online dan offline perlu dikombinasikan mengingat perilaku konsumen terutama kelas menengah Indonesia yang mencapai lebih dari 70 juta orang sangat sensitif terhadap harga.


4 Cara Tepat Untuk Memasarkan Bisnis Mebel dan Furniture

Bisnis mebel

Pertumbuhan perekonomian di Indonesia yang belakangan ini sangat pesat,

ditambah lagi dengan dukungan teknologi yang terus maju, secara tidak langsung mendorong perusahaan mebel dan furniture agar berusaha meningkatkan produksinya.
Selain itu, pelaku bisnis mebel dan furniture juga sebisa mungkin mempertahankan kualitas prduk agar bisa tetap bertahan di tengah pasar yang semakin hari kian kompetitif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sampai dengan saat ini prospek untuk bisnis mebel maupun bisnis furniture masih cukup bagus. Tetapi untuk menjadikan bisnis Anda tetap eksis tentu saja membutuhkan usaha yang tidak mudah karena kompetisi bisnis sudah semakin ketat.
Untuk mensiasati kondisi tersebut, berikut ini kami informasikan beberapa strategi pemasaran yang berguna bagi pengusaha mebel maupun furniture di Indonesia.
  1. Tentukan Target Market Dengan Jeli

Pilihlah target market yang memang benar-benar ingin Anda tangkap. Dengan menentukan target market secara tepat, maka Anda akan menjadi lebih fokus dalam menentukan strategi pemasaran.

Perkenalkan toko mebel Anda

Agar bisnis mebel yang Anda jalankan bisa dikenal secara luas oleh masyarakat atau target market, Anda harus memperkenalkannya dengan berbagai cara.
Misalnya saja dengan memasang spanduk, membagikan brosur, memasang iklan di majalah dan yang tidak boleh terlupakan adalah menggunakan kekuatan sosial media. Yang perlu diingat dalam setiap iklan yaitu membuatnya semenarik mungkin sehingga bisa menguras perhatian banyak orang ke produk Anda.
  1. Penataan Toko Secara Menarik

Atur dan buatlah penataan toko Anda agar terlihat rapi dan menarik, dengan begitu calon customer tertarik untuk berkunjung ke toko mebel Anda.

Pastikan bahwa setiap 2 minggu atau satu bulan sekali Anda menata ulang tampilan toko mebel Anda,

terutama di bagian-bagian tertentu yang secara langsung terlihat dari luar. Dengan begitu toko mebel furniture Anda akan terlihat hidup dan juga tidak membosankan.
  1. Jual Beberapa Produk Dengan Harga Murah

Strategi pemasaran lainnya yang bisa menarik perhatian calon konsumen adalah menjual beberapa produk dengan harga yang lebih murah dibanding dengan toko lainnya. Tulis penawaran harga murah tersebut pada spanduk.

Dengan menjual beberapa produk dengan harga murah, maka calon konsumen akan mempunyai persepsi bahwa toko mebel yang Anda jalankan menjual produk murah.

Hal ini secara otomatis akan mendorong calon konsumen mengunjungi toko Anda kembali saat mereka membutuhkan produk mebel.
  1. Kerjasama Dengan Pengembang Perumahan

Cobalah untuk menjalin kerjasama dengan pengembang perumahan yang ada di daerah Anda. Beberapa pengembang perumahan dengan skala kecil dan menengah biasanya akan memeberikan bonus furniture kepada para pembeli rumah baru.
Inilah kesempatan bagi Anda untuk dapat menjual produk dengan kuantitas yang lebih besar.
  1. Berikan Pelayanan Memuaskan

Agar pelanggan Anda memiliki kesan yang positif, maka diwajibkan bagi semua karyawan yang bertugas di toko mebel Anda untuk memberikan pelayanan yang baik baik dan memuaskan bagi semua pelanggan yang datang.

Keramahan dan sikap yang mau membantu dengan tulus akan sangat dihargai oleh para pelanggan. Pelayanan di sini akan sangat menentukan pelanggan datang lagi atau tidak ke toko Anda.


10 Trik Membangun Tim Kerja yang Solid dan Tangguh

Tim kerja
Siapa tidak mau memiliki tim kerja yang solid dan tangguh? Rasanya tidak ada. Setiap organisasi pasti bukan hanya mendambakan tercapainya tujuan utama, tetapi bagaimana mempertahankan tim kerja agar tetap kompak untuk bersama-sama bekerja dan mencapai tujuan bersama.

Orang-orang atau pekerja adalah aset organisasi yang paling mahal. Mengapa bisa dikatakan paling mahal?

Anda tidak akan menemukan aset yang semakin hari bisa diasah untuk menjadi lebih baik. Anda memberikan pekerja perhatian, mereka akan membalasnya dengan kinerja. Apresiasi dibalas inovasi. Kepedulian organisasi menciptakan kekuatan aset yang seolah tidak bisa mengalami depresiasi nilai.
Karena itulah, banyak organisasi yang rela menghamburkan dana mereka untuk menciptakan tim kerja yang solid, tangguh, inovatif, dan meningkatkan nilai secara keseluruhan. Akan tetapi, menciptakan aset yang semakin baik ini tak melulu harus dengan pengorbanan uang. Terkadang, sikap kepemimpinan dari tingkat manajerial bisa membantu organisasi mewujudkan tim kerja yang hebat namun tidak boros. Bagaimana membangun tim solid nan tangguh dengan metode non finansial semacam ini?
  1. Cara Komunikasi Menentukan Kesuksesan Hubungan

Hubungan yang sukses adalah hubungan dengan sistem komunikasi yang baik.
Setiap orang memiliki karakter masing-masing. Hal ini termasuk dengan bagaimana mereka berkomunikasi dan memahami orang lain. Kesuksesan cara pertama ini akan melibatkan antar anggota secara personal.

Sebuah tim yang solid terdiri dari anggota yang bisa berkomunikasi dan memahami satu sama lain.

Hal ini berarti setiap orang sudah memahami cara komunikasi antar anggota. Ada satu orang yang kalau berbicara berapi-api, sementara lainnya sudah bisa jelas hanya dengan nada datar namun diksi yang baik. Ketika setiap anggota sudah bisa menerima cara komunikasi masing-masing, yang mungkin melewati masa koreksi, satu langkah menuju tim solid sudah sukses dijalani.
  1. Pertegas Masing-masing Peran dan Tanggung Jawab

Salah satu keburukan dari kelompok kerja pada umumnya adalah tidak memahami peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Setiap orang dalam kelompok kerja pasti memiliki tempatnya masing-masing. Ada yang bertugas sebagai pemimpin, bagian administrasi, bagian promosi, pengelolaan manusia, dan lain-lain. Adalah sebuah hal yang sangat baik ketika setiap orang bisa berkarya sesuai peran dan tanggung jawabnya.

Anda sebagai manajer tidak perlu memaksa mereka untuk bisa multitasking.

Hal itu justru buruk. Kinerja seseorang yang fokus pada tugasnya masing-masing jauh lebih baik dibandingkan ketika tugasnya dicampur adukkan, apalagi dengan tugas yang bukan merupakan porsi kompetensi anggota kelompok kerja.
  1. Pertegas Tujuan Kelompok Kerja

Agar tugas dan pekerjaan mereka tidak melenceng dari jalur, selalu tekankan tujuan utama kelompok kerja ini.
Banyak distraksi yang mungkin memengaruhi kinerja setiap orang, mulai dari hal-hal yang bersifat privasi sampai dengan masalah bersama. Ketika anggota kelompok kerja mulai melenceng dari jalur pekerjaannya atau lesu di tengah jalan, ingatkan kembali akan visi dan misi organisasi, ingatkan mereka tentang hal-hal apa yang mendasari mereka berjuang hingga saat ini. Terkadang, anggota membutuhkan perhatian dalam bentuk dukungan moral yang mungkin selama ini sulit mereka dapatkan.
  1. Apresiasi Kinerja Karyawan, Beri Ruang untuk Berinovasi

Setiap orang itu unik dengan caranya masing-masing. Mereka memiliki potensi yang sebaiknya tidak dilewatkan oleh organisasi hanya karena memenuhi hasrat pribadi: mencapai tujuan besar yang selama ini diimpikan.

Mengapresiasi karyawan atas pencapaian yang sudah mereka lakukan adalah hal mutlak yang tidak boleh dilupakan.

Apresiasi itu bisa bermacam-macam bentuknya, mulai dari sanjungan sebagai apresiasi moral sampai pemberian insentif sebagai ungkapan syukur dan terima kasih organisasi terhadap pencapaian anggota yang mendorong kinerja organisasi secara keseluruhan. Jangan ragu untuk memberikan ruang yang cukup bagi para anggota kelompok kerja guna berinovasi. Anda tidak pernah akan bisa memahami bagaimana orang-orang ini mensukseskan tujuan kelompok kerja melalui caranya masing-masing. Sejauh hal itu tidak melenceng dari budaya dan tujuan organisasi, mengapa harus dilarang?
  1. Dukungan yang Cukup dari Organisasi

Jika organisasi menuntut karyawan atau pekerja mereka memberikan yang terbaik bagi organisasi sehingga bisa mencapai tujuan besarnya, sekarang coba tanyakan apa yang sudah diberikan organisasi pada para pekerja untuk mendukung mereka berkarya?
Kebanyakan organisasi akan menjawab bahwa mereka sudah mengerahkan segalanya (dan itu pasti berhubungan dengan uang!) untuk mendukung kinerja anggota kelompok kerja. Padahal, bisa jadi hal itu bukan yang dibutuhkan mereka. Bentuk dukungan organisasi bukan hanya dengan penyediaan fasilitas fisik tetapi juga bagaimana sistem dalam organisasi tidak membatasi ruang gerak pada pekerja. Penerimaan ide, pembebasan inovasi, sampai dukungan untuk selalu kompak adalah bentuk-bentuk dukungan non fisik yang juga dibutuhkan anggota kelompok kerja.
  1. Seimbangkan Antara Tugas dan Senang-senang

Sedikit orang yang sudah cukup puas ketika menyelesaikan pekerjaan mereka. Sebagian orang lain mungkin merasa sudah sangat jenuh untuk berhadapan dengan rutinitas kerja setiap harinya.
Organisasi diharapkan bisa memberikan waktu bersenang-senang bagi para pekerjanya. Betul bahwa organisasi mengharapkan pekerja bisa mengerahkan tenaga mereka untuk membangun organisasi ini dari kecil hingga menjadi raksasa. Tetapi tanpa adanya keseimbangan antara tugas dengan hal-hal yang menyenangkan anggota kelompok kerja, organisasi hanya akan mendapati kinerja mereka yang stagnan atau mungkin turun.
Menyeimbangkan antara tugas dan kesenangan anggota kelompok kerja bisa diwujudkan dengan penyediaan ruang hijau dan area sosialisasi, penyediaan fasilitas fisik seperti kantin yang memadai, atau bahkan agenda rekreasi bersama.
  1. Toleransi yang Tinggi Akan Menciptakan Rasa Saling Menghormati

Solid dan tangguhnya sebuah tim tidak akan terjadi tanpa adanya toleransi.
Setiap orang berbeda dan mereka unik. Tetapi hal ini bisa menjadi boomerang ketika antar anggota tidak bisa toleransi dan menerima perbedaan itu. Jika sikap seperti ini dipertahankan, organisasi tidak bisa mendapatkan tim yang solid apalagi tangguh. Sedikit perbedaan saja sudah bisa memecah tim kerja yang kecil, bagaimana jika tim kerja tersebut dalam taraf organisasi secara keseluruhan?

Penerimaan dan toleransi adalah budaya organisasi yang mutlak harus ditumbuhkan.

Jika masih ada diskriminasi terhadap perbedaan yang ada, organisasi tidak akan pernah bisa maju karena terhambat hal kecil yang selalu menyandung.
  1. Jangan Sekadar Perintah, Berikan Contoh Nyata!

Peran pemimpin tim kerja dan organisasi menjadi hal yang harus ada. Seorang anggota kelompok kerja mungkin bisa menerima spesifikasi tugas yang diberikan dan mengerjakannya sesuai kompetensi, namun ketika melihat tidak adanya dukungan dalam bentuk contoh nyata terutama dari pemimpin, ia bisa saja mengalami penurunan kinerja. Mengapa? Karena ia merasa bahwa pemimpinnya (atau mungkin anggota kelompok kerja lain) bisa melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan atau tidak sesuai dengan perkataannya, jadi mengapa ia tidak bisa berperilaku hal yang sama?

Metode kepemimpinan dengan hobi memerintah sudah bukan lagi budaya kerja yang menjadi trend. Kelompok kerja akan lebih maju ketika pemimpin mereka bukan sekadar omong doangtetapi juga memberikan contoh nyata mengenai apa yang sebenarnya ia harapkan dari orang lain.

Jika Anda sebagai pemimpin menginginkan tim yang terbuka, tunjukkan sikap terbuka dan toleransi lebih dulu. Menginginkan tim yang disiplin? Biasakanlah lebih dulu. Orang cenderung mempercayai apa yang sudah mereka lihat dan mengaplikasikannya ketika orang lain sudah lebih dulu melakukannya.
  1. Keterbukaan Di Antara Anggota Tim

Karena ini kepentingan satu tim, penting bagi kelompok kerja untuk mereka memiliki rasa keterbukaan antara satu orang dengan lainnya.
Keterbukaan ini tidak berarti mereka harus mengutarakan semua hal termasuk yang menjadi privasi ke anggota kelompok kerja lain. Keterbukaan yang dimaksud dibatasi oleh kepentingan bersama yaitu kepentingan kerja. Punya ide-ide baru? Utarakan! Punya keluh kesah? Bicarakan! Punya kritik tapi siap dengan saran yang membangun? Jangan ragu untuk mengatakannya. Kebanyakan orang menutup-nutupi isi hati mereka demi menjaga keadaan yang sepintas terlihat baik-baik saja. Padahal lama-kelamaan, kondisi seperti ini bisa menjadi bom waktu yang membunuh tim secara keseluruhan.
  1. Saling Percaya!

Langkah terakhir yang menjadi penutup untuk membangun tim kerja yang solid dan tangguh adalah ketika mereka mengisi tim tersebut dengan orang-orang yang bisa saling mempercayai satu sama lain.
Bukan perkara mudah ketika Anda harus percaya pada orang yang baru Anda kenal apalagi yang sudah memiliki stereotip buruk dalam pikiran Anda. Percayalah, hal seperti ini lumrah dialami banyak orang. Perbedaannya, akan menjadi hebat ketika Anda bisa profesional dalam mempercayai orang. Wujudkan dengan sikap membiarkan mereka bekerja dengan caranya sendiri, sesuai porsinya, tidak melulu mengkritik hasil pekerjaannya. Sikap-sikap kecil seperti ini bisa menyelamatkan tim Anda dari kehancuran karena tidak adanya rasa saling percaya antar anggota kelompok kerja.
10 langkah ini adalah rangkaian trik yang cukup ampuh mewujudkan tim yang solid dan tangguh. Karyawan Anda mungkin bukan hanya membutuhkan perhatian yang bisa dinilai dengan uang, tetapi juga bagaimana mereka diperlakukan. Organisasi yang bisa memberikan perlakuan sebaik mungkin terhadap pekerja bisa disamakan dengan berinvestasi secara tepat.

Ketika organisasi berhasil mewujudkan tim yang solid dan tangguh, bukan hal yang tidak mungkin kinerja mereka melejit jauh dari ekspektasi selama ini.