Wakil Gunernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno meresmikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PAL-Adrich Tech System, yang berlokasi di Intalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT), RT 05/02, di Jalan Router Ring Road Lingkar Luar, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada Rabu (23/5/2018
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno (Sandi Uno) meresmikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PAL-Adrich Tech System yang diciptakan oleh dua putra Indonesia.
Pengolahan limbah tersebut berlokasi di Intalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT), RT 05/02, di Jalan Router Ring Road Lingkar Luar, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada Rabu (23/5/2018).
Sandi mengaku terharu dalam peresmian tersebut.
Dia tak menyangka bila kata Ardich yang lebih mengesankan dari Jerman atau Austria, ternyata gabungan dua nama pemuda asal Indonesia.
"Hari ini saya terharu, kalau kita dengar Adrich. Wah Adrich ini kayaknya Jerman atau Austria gitu ya. Tahu-tahunya itu Andri dan Chairunnas dua putra dari Sumatera Barat kebanggaannya kita semua. Ternyata, bisa menciptakan suatu teknologi yang sangat inovatif dan tepat guna," kata Sandi di sambutannya.
Menurutnya, banyak orang-orang buat temuan orang Indonesia dijadikan lelucon.
Menurutnya IPAL PAL Adrich Tech System ini belum ada di dunia.
"Kalau kita lihat, bahwa temuan-temuan orang Indonesia kadang-kadang suka dibuat lelucon, joke, dan juga tidak dianggap bisa bersaing di pasar internasional. Hari ini kita lihat dengan teknologi fisika, dan saya ingin sekali melihat bagaimana. Tetapi kalau tidak salah, ini tuh ya belum pernah ada referensinya di dunia. Jadi ini pertama kali," ungkapnya.
Seperti dilansir Kompas.com, teknologi Andrich bisa mengubah limbah tinja jadi air siap minum dalam waktu setengah jam.
Sandiaga Uno menjelaskan, teknologi jauh lebih efisien dibanding sistem konvensional.
"Prosesnya dari 7 hari menjadi 30 menit. Ini betul-betul lompatan. Belum pernah terjadi (sebelumnya)," ujar Sandiaga di lokasi, Rabu sore.
Ia juga memuji wujud teknologi yang minim carbon print itu.
Ada satu tanki besar yang digunakan untuk menampung dan menyaring air dari lumpur.
Setelah itu air dialirkan ke mesin Andrich yang diletakkan dalam sebuah kontainer.
Di dalam kontainer juga ada alat untuk treatment air dengan ultra filtrasi.
Air kemudian dikeluarkan lewat pipa. Dari air tinja yang berwarna cokelat kehitaman, ketika dikeluarkan menjadi putih. Simpel, mudah dioperasikan.
"Energinya (yang dihabiskan) tidak banyak. Pakai gelombang fisika. Investasinya juga tidak banyak. Dan operasionalnya sistemnya sangat simpel dan efisien," ujar Sandiaga.
Setiap hari IPLT Duri Kosambi menampung 150 kubik limbah tinja. Yang mampu diolah sebanyak 80 meter kubik per hari.
Untuk sementara, air hasil pengolahan Andrich bakal dialirkan untuk kebutuhan warga sekitar Duri Kosambi.
"Saya berharap akan menghasilkan 50 meter kubik per hari untuk menyirami 9 hektar lahan hijau dan dua yang ada di sekitar wilayah sini. Mangga, timun suri, pepaya, tadi singkong juga bisa diairi di sini," kata Sandiaga.(Panji Baskhara Ramadhan/Nibras Nada Nailufar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar